Di era digital seperti sekarang ini, arus informasi tidak bisa dibendung. Seiring dengan pesatnya teknologi, digitalisasi terjadi dalam hampir semua unsur kehidupan masyarakat. Bukan hanya sektor pendidikan, pekerjaan, hiburan, perdagangan yang sudah menggunakan platform digital tapi juga aplikasi pertanian sudah banyak yang menggunakannya.
Hidup di ujung jari. Mungkin slogan itu cocok untuk kehidupan kita saat ini. Bagaimana tidak, sekolah atau belajar dengan ujung jari, bekerja dengan ujung jari, belanja dengan ujung jari, berjualan dengan ujung jari, semua ada di ujung jari. Semua cukup mengandalkan ujung jari.
Lalu apa kabar dengan dunia atau industri pertanian? Sebuah industri yang menopang kehidupan di kampung maupun di kota, sebagai penyedia pangan.
Tanpa pertanian, para pemilik ujung jari yang ‘bertuah’, yang segala urusannya beres saat ujung jarinya menyentuh layar atau tombol gawainya, tidak akan bisa tetap hidup karena takkan ada bahan makanan. Meski begitu vital perannya, beberapa dekade lalu, dunia pertanian seperti ‘terlupakan’.
Sempat ada penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa petani Indonesia hanyalah generasi tua. Sedangkan generasi muda yang mau terjun menjadi petani hanya ada segelintir. Itu pun kebanyakan karena terpaksa, sebab tidak bisa memperoleh pekerjaan lain.
Oleh karena itu, sempat mencuat kekhawatiran bahwa Indonesia akan kehilangan para petaninya. Karena jadi petani bukanlah profesi yang menarik, sebab masih kental dengan citra keras, kotor, dan miskin.
Namun, di era digital atau era 4.0 ini usaha pertanian mulai menjadi perhatian kembali. Ada beberapa petani muda muncul dan sukses. Terlebih beberapa waktu terakhir ini booming pertanian hidroponik. Salah satu cara bertani yang tidak perlu kotor-kotoran dan bahkan bisa tanpa panas-panasan.
Selain itu banyak juga program pemerintah demi membangkitkan kembali pertanian, salah satunya program Petani Milenial oleh pemerintah Jawa Barat.
Program Bapak Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat sekarang, memang terkenal selalu sangat cerdas, unik, dan menarik perhatian.
Program Petani Milenial membuat ribuan anak muda Jawa Barat berbondong-bondong mendaftar untuk menjadi petani. Hal yang selama ini tidak pernah terjadi.
Akan tetapi, semua hal di atas mungkin tidak akan pernah terjadi jika tidak ada dukungan teknologi informasi yang baik.
Semua bisa booming, bisa ‘heboh’, dan terlihat menarik karena dukungan dari media sosial dan juga platform digital. Di sini juga banyaknya peran para anak muda yang inovatif.
Demi meningkatkan citra pertanian serta mengatrol taraf hidup para petani, berbagai cara dilakukan dan disesuaikan dengan kemajuan zaman.
Salah satu yang sekarang banyak membantu komoditas pertanian mulai menggeliat adalah Aplikasi Pertanian. Aplikasi-aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk memendekkan jalur distribusi, supaya petani bisa langsung menjual hasil taninya kepada masyarakat.
Keuntungannya dalam hal ini, petani bisa menjual lebih mahal, dan pembeli, bisa mendapat harga lebih murah jika dibandingkan dengan cara selama ini.
Contoh, selama ini, ketika harga cabai di pasar ibu kota 100 ribu rupiah per kilogram, tidak berarti petani cabai memegang laba. Sebab, harga di tingkat petani hanya 25 ribu rupiah.
Kenapa harga di pasar begitu jauh? Ya, tentu saja karena jalur distribusi yang panjang. Sehingga setiap tingkatan jalur akan mengambil keuntungan. Aplikasi pertanian dibuat, agar pembeli bisa membeli dengan harga di bawah 100 ribu, dan petani bisa menjual di atas 25 ribu.
Aplikasi Pertanian yang Ada di Indonesia
Tanihub
Melalui laman tanihub.com, Tanihub menjelaskan misi mereka yaitu memajukan sektor pertanian dengan mengeskalasi perekonomian lokal. Berbasis aplikasi dan website, Tanihub mendukung dan menyalurkan hasil pertanian berupa produk segar, ternak, hingga sembako. Membantu para petani untuk menemukan akses pasar dan menyalurkannya langsung pada konsumen yang bisa membeli secara online.
Aplikasi Tanihub saat ini sudah didownload lebih dari 500 ribu kali di playstore, didirikan tahun 2016. Berawal dari mimpi untuk menyejahterakan petani kecil. Tanihub kian hari kian berkembang menjadi startup agriculture technology yang semakin kuat.
Berbagai produk segar dan berkualitas, saat ini sudah bisa mulai didapatkan melalui aplikasi Tanihub, walau pelayanannya baru ada di beberapa kota besar saja. Namun, pihak Tanihub terus mengempangkan diri agar bisa segera melayani seluruh wilayah Indonesia.
Tukangsayur.co
Tukangsayur.co adalah aplikasi untuk berbelanja kebutuhan dapur yang lengkap dengan harga terjangkau, karena bekerja sama dengan tukang sayur keliling dan agen yang membeli sayuran dari pasar tradisional. Setiap transaksi akan dikirim ke rumah kita pukul 06.00-10.00. Pembayarannya pun bisa dengan cara cash on delivery.
Tukangsayur.co berdiri bulan juli 2016 di bawah naungan PT Mahakarya Sayur Indonesia. Memiliki visi mulia yaitu memberdayakan masyarakat Indonesia untuk berbagi dengan sistem opportunity sharing. Untuk menggunakan pelayanannya juga mudah, pemesanan bisa mulai pukul 09.00 hingga pukul 21.00. Kemudian, mitra tukangsayur.co yang terdekat, bisa tukang sayur keliling atau pun agen, akan memproses pesanan tersebut.
Pak Tani Digital
Pak Tani Digital merupakan aplikasi marketplace bidang pertanian. Aplikasi ini dirilis 3 Mei 2017 oleh Hagatekno Mediata. Produk-produknya juga sudah mulai lengkap.
Di Pak Tani Digital ini, selain menjual hasil pertanian, juga menjual berbagai kebutuhan pertanian. Dari mulai bibit, pupuk, alat pertanian, mesin pertanian, dan lain lain. Ada juga jasa untuk mengangkut hasil pertanian. Cukup lengkap produk dan layanannya, semua mempermudah masyarakat dalam membeli hasil tani. Serta untuk petani memudahkan pemasaran dan membeli berbagai kebutuhan pertanian.
Agripedia
Agripedia merupakan satu lagi aplikasi yang mempertemukan antara konsumen dengan petani langsung. Harga-harga kompetitif dengan pilihan produk yang beragam. Pesanan langsung diantar ke rumah, dan pembayaran bisa di tempat.
Ada opsi chat dengan customer service jika kita mengalami kesulitan. Tentunya hal ini menjadi nilai tambah dalam layanannya. Agripedia menjadi salah satu pilihan untuk berjual beli produk pertanian, jika wilayah layanannya sudah sampai di tempat tinggal kita.
Aplikasi dari PT Agripedia Inovasi Digital ini rilis pada tangal 5 Februari 2018. Saat ini sudah didownload sebanyak lebih dari 5000 kali.
Sayurbox
Aplikasi Sayurbox menawarkan pengalaman berbelanja berbagai hasil pertanian yang menarik. Ada tawaran instan SAYURKILAT yang memastikan pesanan diantar dalam waktu dua jam. Lalu ada pula gratis ongkir seharian hanya dengan berbelanja minimal 50 ribu rupiah.
Aplikasi dari developer dengan nama yang sama, Sayurbox, ini rilis tanggal 27 juli 2017. Telah didownload lebih dari satu juta pengguna. Area pelayanannya saat ini baru ada di Jabodetabek, Surabaya, dan Bali.
Simbah
Aplikasi dengan nama unik, yang mengingatkan kita pada kakek dan nenek kita, memiliki visi menciptakan petani yang produktif, mandiri, dan sejahtera. Layanannya tentu juga menyediakan berbagai komoditas pertanian dengan harga yang bersaing. Produk dipastikan segar, karena tentu saja didapat langsung dari petani.
Aplikasi yang menggunakan sistem artificial inteligence ini, dapat membantu petani menjawab berbagai pertanyaan dengan cara otomatis. Misalnya, petani bisa bertanya tentang cara pengendalian hama tanaman, sistem ini akan memberikan jawaban bagaimana solusinya. Ini salah satu kelebihan aplikasi yang rilis 1 agustus 2016 oleh Jasa Pembuatan Aplikasi – Second Vision Corp.
Dokter Tania
Jika aplikasi-aplikasi sebelumnya rata-rata adalah marketplace, Dokter Tania ini khusus sahabat petani. Benar-benar sahabat petani. Sebab aplikasi ini memberikan berbagai solusi bertani. Dari mulai pemilihan bibit, perawatan, pemupukan, hama penyakit serta masalah pertanian lainnya bisa mendapatkan solusi di aplikasi ini.
Aplikasi dari Neurafarm (PT Neur Cipta Nusantara) dan rilis 16 Juli 2018 ini memberikan berbagai tips seputar pertanian. Bahkan, petani dapat mendeteksi hama yang menyerang tanamannya dan mendapat solusinya hanya dengan cara mengirimkan foto. Fitur-fiturnya yang bermanfaat, membuat Dokter Tania menurut kami menjadi aplikasi wajib bagi para petani.