Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Perusahaan Umum (Perum) BULOG Kantor Wilayah (Kanwil) Sultra melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), Rabu (26/1/2022).
Dalam MoU itu, berisikan komitmen kedua pihak untuk mencegah perkembangan angka stunting (gizi buruk) di Sultra dengan menyediakan serta memperkenalkan beras fortivit yang kaya akan vitamin dan zinc, yang dinilai cocok untuk mencegah gizi buruk.
“Karena memang zinc yang di kandung oleh fortivit ini sangat di butuhkan, apalagi bagi remaja atau calon pengantin. Karena memang beras ini sangat baik untuk perbaikan kualitas sperma bagi laki-laki. Sehingga kami berharap beras dapat membantu pencegahan stunting di Sultra,” kata Asmar.
Asmar membeberkan, angka stunting di Sultra sebesar 30,2 persen. Data ini lebih tinggi dari angka stunting nasional yakni sebesar 24,4 persen.
“Jadi setiap kampung KB itu nanti ada program Dashat, yakni Dapur Sehat Atasi Stunting. Nanti kita berharap di Dashat warga kampung KB menggunakan beras fortivit ini sebagai karbohidratnya. Kemudian yang lain dari bahan lokal, apa lagi kita di Sultra ini cukup kaya dengan potensi gizi dan tumbuh-tumbuhan kita juga cukup subur. Kita memiliki laut dengan jenis ikan yang beraneka ragam, jadi saya kira tidak ada alasan di Sultra ini untuk stunting,” bebernya.
Meski demikian, dirinya menilai pola makan masyarakat Sultra, khususnya ibu-ibu hamil dan calon pengantin belum bisa dikatakan memenuhi standar gizi yang dibutuhkan.
“Kami mengharapkan dengan adanya kerja sama ini dapat membantu menurunkan stunting yang ada di Sultra. Terlebih Sultra merupakan daerah cukup tinggi angka stuntingnya,” harapnya.
Senada dengan itu, Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing menyampaikan, pihak akan memastikan ketersediaan beras fortivit sebagai pangan untuk mencegah stunting.
“Sebagaimana yang disampaikan tadi bahwa beras ini sebenarnya beras lokal yang dicampurkan kernel dengan komposisi tertentu, sudah divakum, steril dan aman untuk di konsumsi. Jadi beras ini adalah beras produksi Sulawesi Tenggara,” terangnya.
Kernel yang terdapat pada beras fortivit tersebut mengandung beragam vitamin yang sangat baik bagi tubuh. Sehingga sangat diharapkan dapat menekan angka stunting di Sultra.
“Harapan kami setelah MoU ini bahwa untuk program dapur sehat, 400 kampung sehat yang ada di Sultra bisa menggunakan beras fortivit ini,” tutupnya.
Sumber : Kendari Info