Badan Pusat Statistik (BPS) akan mendata produksi padi memakai metode Kerangka Sampling Area (KSA). Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengatakan, saat ini BPS tengah melakukan berbagai persiapan untuk menggunakan metode tersebut di 2018
“Jadi 2018 kita akan merilis angka produksi tanaman padi yang terbaru dengan metode Kerangka Sampling Area ini,” kata Adi di House of Rice, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2017).
Melalui metode ini, Adi meyakini akan data pertanian akan semakin akurat, karena metode KSA menggunakan pengukuran objektif yang dilakukan langsung petugas di lapangan. Sehingga kondisi yang terjadi di lapangan, seperti lahan tanaman padi yang tidak lagi dipergunakan, atau mulai berubah menjadi bangunan, akan terdeteksi secara pasti.
“Sudah pasti berbeda, sudah pasti akan turun. Itulah yang baru yang kita perbaiki. Dengan data yang baru diharapkan kecukupan beras yang selama ini di duga surplus menjadi lebih riil,” ujarnya.
Metode KSA diawali dengan penyiapan alat bantu survei seperti peta rupa bumi, foto udara, foto udara, dan citra satelit dan penyiapan surveyor. Kemudian masuk ke survei lapangan, yaitu mengamati dan menyimpan fase pertumbuhan padi.
Pengamatan fase tumbuh padi di lapangan (ground check) dilakukan petugas setiap bulan. Selanjutnya, pengiriman hasil survei dan tahap akhir pengolahan data dan pelaporan.
Sementara metode yang digunakan selama ini, yaitu eye estimate, merupakan metode yang berdasarkan pada laporan pandangan mata oleh petugas. Sehingga Adi menilai, hasil dari data yang dikumpulkan terlalu subjektif dan tidak akurat.
“Karena yang menjadi pokok persoalan mendapatkan data produksi adalah luas panen. Kalau luas panen menggunakan metode yang selama ini ada eye estimate itu bukan metode pengukuran. Itu subjektif dan belum menerapkan pengukuran yang objektif. Oleh karena itu dengan KSA kita sudah memanfaatkan teknologi informasi, dan menerapkan pengukuran yang objektif tadi,” terangnya.
Sebelumnya BPS telah melakukan uji coba dengan metode yang sama pada 2015 di dua kabupaten, Indramayu dan Garut, kemudian kembali melakukan uji coba kedua tahun ini, yang dimulai pada Mei hingga Agustus 2017 ini dengan jangkauan lebih luas yakni kabupaten di seluruh Pulau Jawa, kecuali DKI Jakarta.
“Kita sudah lakukan uji coba dua kali dengan yang sekarang 2017. 2015 sudah di kabupaten Indramayu sama Garut, 2016 fakum, 2017 kita lakukan di Pulau jawa satu subron (periode 4 bulanan). Kemudian 2018 nanti Insya Allah akan kita implementasikan di seluruh Indonesia,” tutur Adi.
Sumber berita : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3615152/bps-pakai-metode-ini-untuk-data-produksi-padi-2018