Perum Bulog Divisi Regional Lampung menargetkan penyerapan beras atau gabah petani mencapai 94.000 ton pada 2022 .
Kepala Seksi (Kasi) Sekretariat, Umum, dan Humas Perum Bulog Divisi Regional Lampung, Ido Noviansyah mengaku sedang mendorong petani untuk terus meningkatkan hasil produksinya untuk terus menjadikan Lampung sebagai lumbung pangan dan lokomotif pertanian.
“Untuk target penyerapan baras/gabah sendiri Bulog Kanwil Lampung menargetkan kurang lebih 94.000 ton di tahun 2022 ini,” kata dia, Selasa, 4 Januari 2022
Bulog juga berencana membangun modern rice milling plant (MRMP) atau penggilingan padi/gabah modern agar mampu memproduksi beras premium sendiri dengan harga terjangkau. Secara nasional, MRMP akan dibangun di 13 wilayah, yakni Bandar Lampung, Bojonegoro, Magetan, Jember, Banyuwangi, Sumbawa, Sragen, Kendal, Subang, Karawang, Cirebon, Luwu Utara, dan Grobogan.
MRMP di masing-masing lokasi terdiri dari dryer (pengering) dengan kapasitas 120 ton per hari, penggilingan gabah atau rice milling unit (RMU) sebesar 6 ton per jam, dan silo atau tempat penyimpanan gabah 3 unit dengan kapasitas 2.000 ton. Dengan terbangunnya MRMP, Bulog bisa menyerap seluruh hasil panen gabah petani untuk kemudian ditampung dan dikeringkan oleh dryer dan disimpan di silo. Mesin yang dibangun ini mampu mengeluarkan beras premium.
Selain itu, Bulog juga mampu memutus rantai pasok gabah karena dapat langsung menyerap gabah dari petani dan meminimalisasi potensi tengkulak. Petani seringkali mendapat harga jual beras yang sangat rendah, bahkan di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sehingga tidak akan ada lagi beras lama, beras berkutu.
“Sementara untuk MRMP sendiri target kita selesai di Maret ini dan segera dilakukan uji coba. Mudah-mudahan selesai sesuai rencana dan berjalan lancar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan, selama Desember 2021, Survei Harga Produsen Gabah mencatat 45 observasi yang didominasi oleh kelompok gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP).
“Harga gabah kering panen di tingkat petani naik sebesar 7,44 persen dari Rp4.433/kg menjadi Rp4.763/kg. Sementara harga beras tingkat penggilingan kualitas premium mengalami kenaikan sebesar 1,92 persen,” katanya.
EDITOR
Sobih AW Adnan
Artikel Asli