beras bulog
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

Bupati Bogor Kecewa dengan Beras Bansos, Ini Tanggapan BULOG

Pemerintah Kabupaten Bogor mengaku malu dan kecewa atas penyaluran bansos di wilayahnya, lantaran beras dalam bansos yang disalurkan tak sesuai standar. Bulog selaku penyalur bansos pun buka suara.

Bulog menegaskan sudah memaksimalkan penyaluran bansos di Kabupaten Bogor kepada warga yang terkena dampak wabah COVID-19.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan pihaknya terus melakukan evaluasi agar kualitas beras bansos yang disalurkan khususnya di Kabupaten Bogor tetap terjaga.

Untuk penyaluran itu, Bulog memaksimalkan kualitas beras lokal dari petani sekitar Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Selain itu Bulog juga menyalurkan beras eks impor untuk memberikan kualitas beras terbaik bagi masyarakat penerima di Kabupaten Bogor.

“Kita terus lakukan evaluasi, bahkan tahap selanjutnya akan lebih terjaga kualitas berasnya, meskipun ada campuran beras eks impor tapi lebih mengutamakan beras lokal yang kualitasnya pulen. Ini dilakukan dalam rangka memenuhi preferensi konsumen penerima manfaat” kata Tri Wahyudi dalam keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).

Tri menambahkan, beras tersebut sengaja dicampurkan demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Beras impor yang dicampurkan adalah kualitas premium sehingga dapat mengangkat kualitas beras medium bansos menjadi lebih baik, campuran pun perbandingannya lebih banyak beras lokal ketimbang beras impor.

“Kami juga membentuk tim monitoring dan evaluasi (Monev) yang bertugas untuk koordinasi dengan Tim Pemkab Bogor (Bupati Bogor, Dinas Sosial, Dinas Perdagangan, DPRD Bogor) dan memastikan agar proses penyaluran Bansos berjalan lancar dan tepat waktu sesuai dengan standar kualitas beras yang diamanatkan kepada Perum Bulog,” katanya.

Tri Wahyudi juga menyatakan kebanggaannya akan hasil kerja Tim Monev BULOG Kanwil Jawa Barat khususnya Cabang Cianjur yang membawahi Kabupaten Bogor di mana telah bekerja efektif dalam memantau dan menyelesaikan berbagai dinamika yang terjadi di lapangan. Tim Monev sudah sepakat dengan Pemkab Bogor apabila ditemukan ada kualitas yang tidak standar dapat dilakukan penukaran 100% dan akan langsung diganti.

Ia pun menegaskan bahwa upaya mendiskreditkan kualitas maupun kemasan Bulog yang tidak didasarkan bukti-bukti yang kuat akan diselesaikan melalui jalur hukum sesuai ketentuan. Hal ini yang harus dipahami masyarakat dan para pihak perbedaan beras kualitas medium dan Premium sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan RI.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan rapat terkait bantuan sosial (bansos) beras ke masyarakat selama pandemi COVID-19. Bupati Bogor Ade Yasin mengaku malu dan kecewa karena bansos beras yang diterima masyarakat tak sesuai standar.

“Ini yang mengecewakan kita tentunya ya, walaupun kita bekerja sama dengan BUMN (badan usaha milik negara) dan kita percaya, kita percaya dengan BUMN, tapi kenyataannya sepanjang pengiriman, setelah pengiriman memang tidak semuanya. Tapi dari sebagian itu pasti ada (beras) yang jelek,” kata Ade Yasin di pendapa Bupati Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (3/7/2020).

“Ini kan terus terang saja saya malu, gitu. Secara pribadi saya malu, sebagai Bupati Bogor saya malu karena anggaran yang kita keluarkan tidak sedikit,” lanjutnya.

Ade mengungkapkan banyak warga yang protes karena kualitas bansos beras yang dibeli dari Bulog adalah beras campuran dan berwarna kehitaman. Di tiap satu truk pengiriman, Ade memperkirakan ada 30-40 persen beras rusak.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5081549/bupati-bogor-kecewa-dengan-beras-bansos-ini-tanggapan-bulog