Kota Madiun membutuhkan pasokan beras dari daerah lain di Jawa Timur agar dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakatnya.
Muntoro Danardono, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mengatakan bahwa saat ini konsumsi beras Kota Madiun mencapai 15 ribu ton per tahunnya, sementara produksi beras di Kota Madiun hanya mencapai 7 ribu ton per tahun sehingga masih mengharapkan pasokan beras dari luar daerah.
Beberapa daerah di Jawa Timur yang telah menjadi langganan pemasok beras untuk Kota Madiun di antaranya Magetan, Ponorogo, Ngawi, dan Kabupaten Madiun sendiri.
Meski produksi berasnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Muntoro tetap memastikan bahwa Kota Madiun tak akan mengalami kerawanan pangan.
Sementara itu, tren konsumsi beras oleh masyarakat Kota Madiun sendiri per tahunnya masih terbilang fluktuatif, berhubung masih dalam masa pandemi Covid-19.
Muntoro juga menjelaskan bahwa angka konsumsi yang besar itu terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri. Jika pada momen tersebut tidak ada orang mudik, maka konsumsi beras bisa saja menurun.
Sebalknya, jika ada para pemudik maka angka konsumsi beras dapat mencapai 15 ribu ton ke atas per tahun
Di sisi lain, faktor yang juga turut menyebabkan kurangnya produksi beras di Kota Madiun yaitu ketersediaan lahan.
Saat ini, luasan lahan produktif di Kota Madiun sendiri mencapai 900 hektare. Hanya saja tidak semua lahan produktif tersebut dapat ditanami padi sepanjang tahun karena faktor ketersediaan air di lahan tersebut.
Di samping itu, lahan produktif di Kota Madiun terancam akan terus mengalami penyempitan dikarenakan adanya alih fungsi lahan ke sektor lainnya.
Muntoro menuturkan, pembangunan di wilayah perkotaan adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari.
Maka dari itu pihaknya kini tengah mengonsep lahan pertanian berkelanjutan untuk membatasi masyarakat agar tidak mudah alih fungsi lahan.[]
Sumber : https://surabaya.tribunnews.com/2021/11/30/defisit-produksi-kebutuhan-beras-kota-madiun-harus-dipasok-dari-daerah-lain-di-jawa-timur