beras bulog

Gagal Dapat Uang Talangan, Buwas: Apa BULOG Mau Dibubarkan?

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menanggapi soal dicoretnya Bulog, dari daftar penerima bantuan dana talangan untuk modal kerja pada pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Tidak apa-apa, saya kan pelaksana. Tergantung dari kepentingan negara ini kepada Bulog”, Ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/6).

Menurutnya, tujuan Bulog ajukan dana talangan, agar pihaknya dapat memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tanpa terlilit utang bunga bank yang tinggi.

Selama ini, Bulog harus menggunakan dana komersial dalam menjalanlan fungsi stabilisasi harga pangan seperti pengadaan atau pembelian beras dari petani.

“Utang komersial itu kan 8 persen (bunga kredit) ke atas. Kalau kita bicara Rp 10 triliun pembelanjaan kita untuk pembelian beras CBP, bunganya per bulannya berapa? barang ini tidak bisa kita gelontorkan, kalau tidak ada penugasan dari negara, berarti kan diam. Diamnya ini bunga berjalan,” ungkap pria yang biasa disapa Buwas ini.

Ia juga mengatakan, beras merupakan makanan yang harus dirawat dan untuk menjaga perlu perawatan yang mahal, dan biaya yang tinggi, untuk menjaga kualitas beras.

“Bayangkan, jika 1 sampai 2 tahun kita begitu, berapa bunganya? tidak dipakaikan berarti tidak dibayar, tidak ada yang membeli atau negara tidak ganti, selesai persoalan. Apa Bulog ini, memang mau dibubarkan? Makanya saya bilang, kita ini harus didukung, karena bagian dari negara. Tapi kalau dibatalkan ya sudah, memang Bulog tidak dibutuhkan untuk itu,” katanya.

Hingga November 2019 lalu, Budi Waseso mengungkapkan bahwa utang Bulog sudah mencapai Rp 28 triliun.

“Sekarang, Saya dengan kemampuan yang terbatas, artinya kalau tidak ada kepastian dari penggunaan itu, kita tidak berani menyerap banyak-banyak. Untuk CBP, kita utamakan dari dalam negeri. Karena kalau kita sampai tidak punya cadangan juga, berbahaya untuk negara,” Tambahnya

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencoret Perum Bulog sebagai prioritas penerima bantuan dana talangan untuk modal kerja pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Awalnya, Perum Bulog akan mendapat dana talangan sebesar Rp 13 triliun. Selanjutnya, Bulog akan mendapat Rp 10,56 triliun yang masuk dalam bantuan sosial yang masuk ke Kementerian Sosial.

Sekarang pemerintah hanya memberikan kepada 11 BUMN dari yang sebelumnya berjumlah 12. Dari 12 BUMN yang mendapat bantuan pemerintah, ada sekitar 6 yang mendapat dana talangan. Awalnya Perum Bulog masuk didaftar perusahaan yang mendapat dana talangan, kini Kementerian Keuangan hanya memberikannya kepada lima BUMN saja dengan anggaran Rp 19,65 triliun.

Dari total dana talangan yang sebesar Rp 19,65 triliun, PT Garuda Indonesia mendapat Rp 8,5 triliun, PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebesar Rp 4 triliun, PT Krakatau Steel sebesar Rp 3 triliun, dan Perum Perumnas sebesar Rp 650 miliar.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200619070453-4-166453/gagal-dapat-uang-talangan-buwas-apa-bulog-mau-dibubarkan