Beras merupakan bahan pokok bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Ketersediaan beras menjadi hal yang wajib di Indonesia. Tidak ada lauk pauk di rumah, mungkin tidak terlalu menjadi masalah.
Namun, jika sudah tidak ada beras, penghuni rumah tersebut akan ‘kelabakan’. Lalu akan berusaha semampu mereka untuk mendapatkan beras. Sebab, ketiadaan beras menyimbolkan akan kelaparan.
Masalah lain yang sering timbul berkaitan dengan beras adalah masalah harga. Harga yang sering tiba-tiba naik menjadi keresahan tersendiri bagi rakyat, terutama rakyat kecil. Tidak bisa dipungkiri, rakyat Indonesia yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan, kenaikan harga beras bagi mereka adalah hal yang sungguh meresahkan.
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Beras
Mungkin kita pernah berfikir, Indonesia yang ‘katanya’ negara agraris dengan luas sawah dan ladang yang membentang, mengapa tidak bisa menstabilkan harga beras? Faktor apakah yang dapat mempengaruhi harga beras?
Berikut adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga beras:
1. Produksi padi
Produksi padi yang kian menurun dari tahun ke tahun, membuat persediaan beras lokal menipis. Hal ini dikarenakan banyaknya peralihan lahan yang tadinya sebagai lahan penanaman padi menjadi berbagai fungsi lain, seperti jadi perumahan dan lain-lain. Sedangkan permintaan terhadap beras tetap bahkan semakin meningkat. Sedikitnya produksi padi di Indonesia menyebabkan kenaikan pada harga beras di pasaran.
2. Harga dasar gabah dan harga beras dunia
Harga dasar gabah dan harga beras dunia menjadi salah satu pemicu dari perubahan harga beras di Indonesia. Harga dasar gabah memang dimaksudkan untuk melindungi petani dengan cara meningkatkan pendapatan petani. Namun kadang harga yang ditetapkan masih terlalu kecil jika dilihat dari sisi petani.
Di sisi lain, untuk menaikkan harga dasar gabah juga berdampak pada konsumen. Jika harga dasar gabah terlalu tinggi, konsumen akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli beras. Dua sisi mata pedang memang. Namun pemerintah tetap harus bijak dalam mengatasinya.
Selain permasalahan dalam negeri, harga beras dunia pun ikut andil dalam menentukan harga beras di Indonesia. Ketika pasokan beras dunia berlimpah, harga beras murah, harga di Indonesia pun ikut murah. Saat seperti ini petani menjerit. Tetapi saat pasokan beras dunia menipis, harga beras dunia tinggi, harga beras di Indonesia mengikuti. Dan saat seperti ini konsumen yang mengeluh.
3. Ketersedian beras dalam jangka panjang
Pasokan dan ketersediaan beras untuk jangka panjang juga menjadi salah satu yang mempengaruhi harga beras di pasaran. Di Indonesia, pasokan beras dan bahan pokok ada di tangan Perum Bulog. Gudang Bulog menjadi ‘lumbung’ negara Indonesia.
Ketersediaan pasokan beras di gudang Bulog berfungsi untuk kestabilkan harga beras di pasaran. Namun, ada masa ketika produksi beras dalam negeri merosot, biasanya karena gagal panen di tingkat petani. Gagal panen bisa karena berbagai hal. Misalnya serangan hama wereng, puso, atau bencana alam yang mengakibatkan sawah atau ladang tidak bisa dipanen. Pada saat seperti ini, sudah pasti harga beras akan tinggi.
Fluktuasi Harga Beras
Fluktuasi harga atau naik turunnya harga secara drastis sering terjadi pada komoditas beras maupun bahan pokok lainnya. Hal ini tentu jadi merubah mekanisme pasar menjadi tidak stabil. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi situasi ekonomi negara.
Hal-hal yang mempengaruhi fluktuasi harga beras diantaranya:
1. Permintaan dan penawaran
Ketika permintaan lebih banyak daripada penawaran maka harga akan tinggi. Sebaliknya, saat penawaran lebih banyak dari permintaan maka harga akan jatuh. Contohnya saat panen dan produksi serta pasokan beras melimpah, harga cenderung turun.
Faktor permintaan dan penawaran ini memang sudah menjadi tradisi klasik yang membuat fluktuasi harga. Harga akan cenderung tidak stabil.
2. Pemerintah
Berbagai kebijakan pemerintah sangat berpengaruh pada situasi ekonomi, termasuk pada harga bahan-bahan pokok. Misalnya saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, maka harga bahan pokok, termasuk beras pun akan melonjak. Apalagi jika ditambah dengan sedikitnya pasokan beras di gudang Bulog.
3. Membanjirnya beras impor
Sudah bukan rahasia lagi, walau Indonesia adalah negara yang memiliki lahan pertanian yang luas, namun hasil pertanian kita masih belum bisa mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri. Swasembada pangan saat ini masih jadi wacana. Impor beras dan bahan pokok lain pun tak bisa dielakkan.
Membanjirnya beras impor ini tentu saja mengganggu harga beras lokal. Namun, ketika pasokan beras dalam negeri menipis, tindakan untuk impor beras harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga stok dalam negeri agar tidak mengalami kekosongan.
Stok dan Produksi Beras
Fluktuasi harga beras yang selalu menjadi permasalahan dalam negeri, tentunya menuntut untuk diselesaikan dan dicari solusinya. Oleh karena itu, pemerintah harus berusaha keras dalam menjaga stok dan meningkatkan produksi beras lokal. Keterjagaan stok dan peningkatan produksi beras dapat menjaga kestabilan harga beras di pasaran.
Namun, tentu saja ini tak semudah membalik telapak tangan. Tak sedikit kendala yang dihadapi untuk mewujudkannya. Banyak faktor yang juga mempengaruhi.
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi stok beras:
- Stok tahun sebelumnya
- Produksi beras
- Jumlah penduduk
- Harga beras eceran
- Beras impor
Sedangkan faktor yang mempengaruhi produksi beras adalah:
- Luas panen tahun sebelumnya
- Harga pupuk
- Nilai tukar riil dan harga beras di pasar domestik
- Impor beras
Berbagai faktor ini menjadi hal yang juga harus dikaji demi stabilnya harga serta pasokan beras dalam negeri. Banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus diselesaikan. Semoga di masa yang akan datang, negara kita benar-benar menjadi negara yang bisa swasembada pangan.