Menjelang tutup tahun, kenaikan harga barang kebutuhan pokok semakin terasa. Bagi warga berpenghasilan rendah, kenaikan ini tentu sangat terasa.
Jangankan mereka memikirkan rencana liburan akhir tahun, untuk membeli sembako saja bisa jadi tidak mampu sebanyak ketika harga masih normal.
Oleh karena itu kegiatan operasi pasar bisa dirancang untuk mengatasi masalah ini.
Menurut saya, operasi pasar merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama agar standar kecukupan mereka tidak goyah akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.
Selain itu kegiatan ini sangat bisa melibatkan peran swasta murni atau gabungan antara dunia usaha dan pemerintah melalui BUMD, misalnya.
Apa yang kami saksikan beberapa hari lalu sangat membesarkan hati yaitu ketika Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo menggelar pasar murah di Pasar Gede guna mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas pokok.
Cukup beragam barang yang ditawarkan dan semuanya mencakup kebutuhan pokok sehari-hari seperti elpiji ukuran tabung 3 kg, daging beku, beras kualitas medium dan premium, gula pasir, minyak goreng dan bawang putih.
Dari segi harga juga menjadi jauh lebih terjangkau yaitu masing-masing Rp75.000 per kg, Rp8.000 per kg, Rp 11.000 per kg, Rp12.000/kg, Rp12.000/liter
Selain mewujudkan komitmen untuk meringankan beban sesama, kegiatan pasar murah diharapkan juga bisa untuk menghindari inflasi tinggi.
Dalam kondisi demikian, pemerintah, termasuk di daerah, harus mengambil peran sentral.
Namun peran pedagang juga tidak kecil. Artinya mereka jangan sampai mempermainkan harga dengan memanfaatkan momentum hari besar keagamaan.
Masyarakat tentunya berharap barang dijual dengan harga wajar seperti saat hari normal. Bila akhirnya kondisi berjalan tidak normal, pemerintah harus melakukan intervensi. Untuk itu bisa saja pihak lagi diajak bekerja sama.
Tampak sekali bahwa kebutuhan akan tabung elpiji, misalnya, tinggi sekali, termasuk elpiji melon.
Suatu sikap yang bijak bila tim pengendali inflasi daerah dapat memantau secara efektif kebutuhan di lapangan, sehingga bila sewaktu-waktu ada permintaan lebih, mitra kerja dapat mengkoordinasikan penyediaannya.
Artikel by Rubianto Suteja Solo
Suara pembaca