Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan tidak akan mengimpor beras dari luar negeri. Bulog lebih mementingkan produk beras petani dalam negeri.
”Tidak perlu impor beras karena produk beras petani kita juga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ”kata Budi Waseso katanya saat jumpa pers melalui virtual di Jakarta, Rabu (3/2). Pada kesempatan itu mantan Krpala BNN itu memperkenalkan jajaran direksi Bulog yang baru.
Menurut Buwas, panggilan akrab Budi Waseso, keputusan menolak impor itu juga agar petani dalam negeri bergairah dalam memproduksi berasnya.
”Pokoknya kita utamakan produk dalam negeri supaya petani punya gairan dan semangat berproduksi, ”katanya.
Dikatakan sangat mudah bagi Bulog kalau mau impor beras. Sebab sudah ada beberapa negara yang menawarkan berasnya dengan harganya murah pula.
”Kalau mau impor dalam waktu dua minggu beras itu sudah sampai di Indonesia. Tapi bukan itu yang kita inginkan. Sebagai perusahaan milik negara kita punya tanggungjawab terhadap rakyat khususnya petani, ”tegas buwas.
Pada kesempatan itu Buwas mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi lonjakan harga menghadapi hari besar keagamaan nasional, Puasa dan Lebaran 2021 mendatang.
Dikatakan dari evaluasi stabilisasi harga yang berkaitan dengan inflasi, dalam tiga tahun upaya Bulog bisa menekan inflasi.
“Kami berharap dibandingkan 2019 dan 2020, tahun ini bisa kita tekan lebih rendah lagi,” katanya saat jumpa pers melalui virtual di Jakarta, Rabu (3/2).
Buwas menegaskan, sebagai lembaga stabilisasi harga dan ketersediaan pangan, pihaknya harus ada di seluruh Indonesia. Karena itu kehadiran Bulog harus dirasakan masyarakat dari Sabang sampai Merauke. “Masayarakat harus terjamin pangan,” ujarnya.
Dikatakan, berdasarkan pengalaman untuk mengantisipasi kenaikkan harga, persiapannya harus jauh-jauh hari. Terutama, apa yang dibutuhkan masyarakat pada saat menjalanakan Puasa dan Lebaran nanti. Karena itu, Bulog sudah mulai mempersiapkan sejak awal tahun 2021.
“Dalam waktu dekat ada persiapan hari besar keagamaan yakn Puasa dan Lebaran, kurang lebih 2,5 bulan. Tentunya, sebagaimana kita alami, sebelumnya akan ada lonjakan, harga terutama kebutuhan pokok seperti beras daging, gula, minyak goreng, pemerintah dalam hal ini Bulog harus menyiapkan langkah antisipasi,” tuturnya.
Dikatakan, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian sudah beberapa kali Rapat Koordinasi terbatas persiapan menghadapi Puasa dan Lebaran. Dengan langkah antisipasi dini diharapkan tidak ada lagi harga daging, bawang putih dangula yang tidak terkendali.
“Jadi kita persiapkan jauh-jauh hari,” ujarnya.
Dalam rakortas menurut Buwas, sudah ada prediksi, kebutuhan daging dan gula kemukinan akan melonjak. Karena itu Bulog sudah mengajukan untuk stabilisasi dengan operasi pasar agar tidak ada gejolak.
“Selama ini spekulan banyak berbuat, kenapa gula dipermainkan, karena pasar gula dan daging memang seperti itu. Sudah ada kartel,” tegasnya.
Sumber : https://wawasan.co/news/detail/16047/perum-bulog-tidak-akan-impor-beras