Rencana pembangunan toko tani oleh Dinas Pangan Berau, disambut baik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
Kepala Perum Bulog Berau, Apriansyah mengatakan, pihaknya siap untuk memasok beberapa komoditas pangan di toko tani nantinya. Sebab, pihaknya telah berkomitmen untuk mendukung terciptanya toko tani Indonesia pertama di Berau.
“Karena memang ada peluang melihat hasil pertanian di Kabupaten Berau. Tidak hanya beras saja, melainkan jagung, pala bahkan kopi,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Kendati menurutnya, toko tani Indonesia harus memiliki pasar terlebih dahulu. Pihaknya mengusulkan seperti pemanfaatan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Berau. Lantaran pihaknya juga menghindari adanya kerugian, terutama kepada pihak petani.
Apalagi, lanjut Apriansyah, Perum Bulog saat ini sedang kesulitan untuk menyerap beras petani lokal. Salah satu penyebab kesulitan tersebut, lantaran belum ada pasar yang menjanjikan.
Ia mengakui, selama ini beras lokal tidak memiliki ketahanan produk yang lama. Hanya bisa bertahan paling lama, yakni 2 bulan lamanya. Sedangkan beras yang diambil dari luar Berau, bisa mencapai 6 bulan ketahanan. “Memang ada beberapa perbedaan beras lokal dan luar daerah itu,” tuturnya.
Jika produk beras lokal tidak memiliki pasar yang pasti, dirinya menyebut tentu akan menghambat penjualan. Apalagi ketersediaan beras lokal tidak selalu ada, karena melihat masa tanam di Berau hanya dua kali selama satu tahun .
“Nanti teknisnya ditentukan pasarnya kepada siapa. Memang beras lokal Berau ini, dari hasilnya tidak begitu tahan lama. Tetapi bukan berarti kualitasnya jelek,” bebernya.
Di sisi lain, beras lokal saat ini digunakan untuk bantuan pangan non tunai, atau kartu sembako kepada masyarakat yang masuk ke dalam masyarakat penerima manfaat. Ia mengakui, bantuan tersebut disalurkan tiga bulan sekali. Sehingga menjadi penyebabkan pihaknya sulit untuk menyerap beras lokal.
“Untuk saat ini, persiapan komoditas yang akan kami salurkan ke toko tani masih berupa beras. Kalau bukan dari lokal Berau, bisa berupa minyak goreng, gula, terigu. Karena kan penghasilnya tidak ada,” ujarnya.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan, Bulog juga akan menyalurkan komoditas jagung ke toko tani indonesia. Walaupun hal ini menjadi wacana lama. “Kalau untuk masalah harga, kami tugasnya untuk jadi penstabil harga, tidak mungkin menjual dengan harga yang tinggi,” ucapnya. (aky/arp)
Artikel Asli