Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron berpendapat Sistem Resi Gudang (SRG) masih membutuhkan pembenahan. Menurutnya dalam SRG masih ada persoalan yang perlu ditata ulang, dia mengatakan resi gudang ini penting, bisa bermanfaat kalau sistem dan pengelolaanya berkesinambungan, dan yang menjadi adalah menjali kemitraan secara baik dengan bank. Dia pun mencontohkan dengan kondisi harga di pasar.
“Siapa sih yang mau membayar per kilo saat ini dengan Rp8500, padahal harga pada saat yang sama Rp7500, keculai anggaranya tersedia di pemerintah. Ini yang akan menjadi diskusi ke depan terkait dengan sistem dan tata laksana resi gudang yang harus dibenahi,” papar Herman saat mengikuti Tim Kunker Komisi VI DPR RI di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021).
Herman menjelaskan, resi gudang merupakan produk pertanian, utamanya tanaman pangan dibeli pemerintah pada harga rata-rata tertinggi, terus dimasukan ke dalam gudang, separuhnya dibayar terlebih dulu oleh bank, sebagai mitra.
“Setelah itu menunggu sampai pada harga cukup tinggi, untuk kemudian menjadi keuntungan pengelola resi gudang. Ini kan tidak mudah. Kuncinya menurut saya harganya saja yang ekonomis bagi para petani, tidak perlu juga menggunakan sistem yang pada akhirnya tidak bertahan lama, karana sampai pada harga tertentu dibutuhkan biaya yang membebani pengelola resi gudang,” jelasnya.
Meskipun demikian, politisi Fraksi Partai Demokrat ini beranggapan SRG harus menguntungkan petani, karena resi gudang wajib membeli harga rata-rata tertinggi. Dia juga mempertanyakan, pada saat resi gudang menjual pada waktu durasi tertentu, apakah sampai tidak pada harga yang ditargetkan.
Dia juga mengungkapkan telah mengikuti program SRG yang dikelola Kementerian Perdangan sudah lama, namun sampai saat ini belum berkembang dengan baik. Dia pun membukan usulan alternatif agar Bulog diperkuat permodalan dan sistemnya, dengan harapan bisa menjadi kekuatan untuk Sistem Resi Gudang.
“Terkait dengan resi gudang yang menjadi program di Kementerian Perdagangan, saya mengikuti program resi dugang ini sudah lama sekali, dan tentu begitu banyak persoalan, sampai saat ini belum bisa berkembang dengan baik. Kita melihat konsepsi resi gudang ya begitu-begitu saja,” pungkasnya. (eko/es)
Sumber Artikel